Sebuah film baru berjudul Mungkin Kita Perlu Waktu menceritakan tentang sebuah keluarga yang harus bertahan setelah ditimpa masalah. Film ini bukan sekadar tontonan, tetapi sebuah refleksi tentang bagaimana manusia menghadapi luka, kemudian juga bagaimana menerima kehilangan dan menemukan jalan menuju pemulihan.
Film Mungkin Kita Perlu Waktu berpotensi menjadi film yang menyentuh banyak orang. Terutama mereka yang pernah berhadapan dengan kehilangan, tekanan emosional atau luka batin yang belum sembuh.
Dimana hidup tak pernah mudah bagi Ombak karakter utama dalam film Mungkin Kita Perlu Waktu. Ia di plot sebagai seorang penyintas bunuh diri, dimana ia terus dihantui oleh serangan kecemasan dan perasaan bersalah yang mendalam.
Tetapi hidup terus mengujinya dengan tragedi baru, ketika kakak perempuannya mengalami kecelakaan tragis. Dunia Ombak kembali runtuh, insiden itu bukan hanya membawa kesedihan tetapi juga mengguncang jiwanya hingga ke titik terendah.
Serangan kecemasan yang selama ini berusaha ia kendalikan, semakin tak tertahankan. Diperburuk oleh rasa bersalah yang menjeratnya, seperti belenggu tak kasat mata.
Di sisi lain, sang ibu yaitu Kasih yang juga berjuang dengan traumanya sendiri. Ia memilih menempuh jalan spiritual demi menemukan ketenangan.
Namun dalam usahanya untuk tetap tegar, ia justru menaruh ekspektasi tinggi kepada Ombak mendesaknya untuk menjadi sosok yang lebih kuat, lebih baik, lebih tangguh. Sayangnya tekanan itu hanya membuat Ombak semakin terpuruk.
Merasa seolah-olah dirinya adalah beban bagi orang-orang di sekitarnya. Di antara rasa kehilangan, penyesalan dan pertanyaan-pertanyaan tak terjawab, Ombak dan ibunya terjebak dalam kesedihan yang berbeda, namun saling berkaitan.
Akankah mereka menemukan cara untuk saling memahami atau justru semakin terpisah oleh luka yang tak kunjung sembuh. Saksikan kisah emosional ini, dalam Mungkin Kita Perlu Waktu akan tayang mulai tanggal 15 Mei 2025 di bioskop.
Sebuah film yang bukan sekadar cerita, tetapi juga cerminan dari banyak perjalanan hati yang terluka, mencari makna dan berusaha pulih. Film ini juga dibintangi oleh Bima Azriel, Sha Ine Febrianti, Lukman Sardi, Naura Hakim, Tissa Biani dan Asri Welas.